Bali : Pesona, Tradisi, dan Keunikan Indonesia

Indonesia adalah tempat yang paling nyaman untuk tempat tinggal di dunia”

             Jam menunjukkan pukul 04.30 WIB, saya dan keluarga bergegas ke bandara Juanda Surabaya. Memakai jalur penerbangan LION Air tipe Foker. Pesawat mulai lepas landas pukul 06.00 WIB karena terdapat beberapa kendala. Pesawat dilengkapi dengan 2 baling-baling setiap kanan dan kiri, berwarna orange putih ini dengan kecepatan 720 km/jam terbang menembus awan melewati pemandangan yang menakjubkan, tegapnya gunung semeru terlihat dari jendela saya. Kursi F07 menjadi tempat duduk saya dalam perjalanan ini, memandang lewat jendela melihat keanugerahan ciptaan tuhan. Memandang jauh dibawah, terlihat kecil. Semakin jauh memandang , semakin kecil rupan yang dilihat. Sinar matahari membiaskan ke awan-awan yang berkumpul seperti kapuk, menimbulkan spectrum pelangi. Sungguh indah, laut, awan, dan pegunungan serta kota-kota terlihat dari satu titik ketinggian.

            Setelah tiba di bandara Ngurah Rai Bali, kami melanjutkan ke penginapan yaitu di Grand Kuta Aston Hotel untuk segera check in. Hotel ini dari pantai Seminyak tidak jauh, dengan bersepeda pancal mampu menempuh waktu 20 menit (kecepatan penuh). Hari pertama setiba di hotel, kami langsung menuju Tanah Lot melewati jalan kebrobok. Di samping jalan banyak dihiasi oleh kerjinan tangan (handicraft) . Hasil kreasi dan seni yang dibentuk berupa patung, asesoris, tas dan lain-lain. Kemudian, pemandangan berganti pada sistem sawah subak pada kiri jalan.


            Tiba di Tanah Lot, tiket masuk seharga 11rb/orang. Pada pintu masuk terdapat gapura dengan dua patung dilengkapi sesajen. Tanah lot ini menampilkan tentang sebuah pura di tengah laut yang dibangun pada abad ke-11 (based on guideman). Berpapasan langusng dengan ombak samudera Hindia dan beberapa batuan melengkapi pemandangan. Udung, berupa topi  khas bali yang dijual diberbagai tempat. Kamu bisa memilih warna yang kamu suka.

           

Tujuan kami selanjutnya adalah Garuda Wisnu Kencana (GWK) merupakan resort milik anak Soeharto. Batu-batu tebing tinggi menjadi pemandangan awal saat masuk resort ini. Area yang luas ini dijadikan sebagai tempat tinggal dan wisata  pantai yang memiliki ombak yang tinggi. Bus keliling menjadi transportasi utama mulai dari gate awal sampai tempat pantai.





            Waktu sore menunjukkan pukul 16.00 WITA, kami langsung bergegas menuju Uluwatu. Sebelum ke uluwatu, kami mencoba ke tempat Ceputa (namun penulis lupa ). Kemudian, karena hari sudah sore, maka kami menuju uluwatu  sambil menikmati sunset , ombak yang besar, tebing curam serta jalan pegunungan. Sebelum masuk ke lokasi, dipintu masuk kita diwajibkan memamkai sebuah selendangn kotak2 putih yang disediakan pihak lokasi. Selain pemandangan yang indah, penampilan budaya bali berua Tari Kecak menjadi daya tarik utama bagi para pendatang. Biaya untuk menyaksikan Tari Kecak ini sebesar 100rb.
            Esok harinya, kami melanjutkan ke tempat batik Bali atau Tohpati Batik. Tempat ini merupakan handmade asli orang batik. Namun, untuk pengambilan gambar tidak diijinkan oleh petuhas disana. Harga batik berkisar 200rb – 2jt rupiah.
            Tak puas dengan keindahan batik, kami melanjutkan ke tempat pembuatan kerjinan perak di Desa Celuk. Suasana sepi dan saklar menyambut kami. Terlihat seperti sepi, namun jika kita telisik ke dalam, suasan cukup ramai. Setelah tahu kerjinan perak, kami juga sempat mampir sebentar di kerajinan bamboo yang terletak di Desa Sakah, kira-kira 5 km dari Desa Celuk.

            Setelah dari Desa Sakah, kami melanjutkan ke tempat Wood Carver  di daerah Kemenuh Sukowati (dekat dengan jalan raya Goa Gajah I). Keindahan patung-patung disini cukup menarik perhatian kami. Bernilai tinggi dan asli buatan orang bali membuat harga patung-patung disini mencapai 900jt rupiah.

            Cuaca berawan menemani kami saat menuju ke kebun Kopi di Bali. Waktu menunjukkan pukul 13.42 WITA, tempat kopi  ini terletak di jalan Tirta (dekat dengan Gianyar) yang bernama “Dewi Agrowisata”. Tempat ini menyajikan berbagai macam kopi dari bali, salah satunya luwak coffe. Kopi ginseng, kopi luwak, kopi vanilla, kopi khas bali, kopi coklat dan the lemon madu sere, the jahe dan the rosella. Proses pengolahan dilakukan mulai dari mengsangrai(menumis) biji kopi, menumbuk , kemudian menggiling dan packaging. Yang menjadi daya tarik selain kita bisa membuat kopi secara tradisional, kita juga dapat melihat “si luwak”,hewan penghasil kopi luwak yang mahal tersebut.


            Gunung Batur merupakan destinasi kami selanjutnya. Jam menunjukkan 03.50 p.m waktu Bali. Danau Kintamani terletak dekat dengan gunung Batur. Disana juga menyajikan tempat speedboat. Indah dan menyenangkan. Mampir disalah satu restoran dekat danau, (lupa namnya apa, pokonya dekat tebing curang) disana kita bisa melihat penambangan pasir di gunung Batur. Beberapalahan masih hijau, dan sebagian menjadi hitam dan coklat muda akibat penambangan. Sangat disayangkan bila hal itu dibiarkan.





Hari semakin sore, kabut mulai menyelimuti kami dalam perjalanan menuju Sukowati


Komentar